Kemenkeu Kucurin Pinjaman Murah Buat Bulog Dan ID Food

Ekonomi1206 Dilihat
banner 468x60

Demokrasipos.com – Pemerintah akan menggelontorkan pinjaman murah untuk Bulog dan Id Food sebesar 28,7 triliun. Fasilitas ini bertujuan meningkatkan penyerapan hasil pertanian dan peternakan.

Pemerintah mengambil kebijakan tersebut dalam rangka memperkuat cadangan pangan Pemerintah.

banner 318x90

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjelaskan, cadangan pangan yang dimaksud itu terdiri dari beras, jagung, kedelai, daging sapi, daging kerbau, daging ayam, telur ayam, gula kon­sumsi, minyak goreng, bawang merah, bawang putih, cabe dan ikan kembung.

“Dan (pinjaman) itu yang diberikan subsidi bunga,” jelas Arief dalam keterangan resmi, Minggu (7/1/2024).

Melalui anggaran tersebut, BUMN Pangan dapat berperan sebagai pembeli siaga dan offtaker terhadap produksi nasional.

Dalam hal ini, Perum Bulog dan ID Food akan diberikan subsidi bunga dan penjaminan pinjaman dalam penguatan CPP tahun ini.

Arief meyakini, kebijakan skema pembiayaan kepada BUMN tersebut mampu men­dorong produktivitas petani, nelayan, dan peternak, lantaran hasil produksinya diserap oleh perseroan. Hal ini sekaligus meningkatkan kesejahteraan ke­lompok usaha di akar rumput itu.

“Kami ingin agar seluruh petani bisa tenang dan fokus untuk meningkatkan produksi dalam negeri, karena nanti hasilnya akan kami serap dengan harga yang baik,” janjinya.

Arief memastikan, pengadaan CPP tahun ini jadi fokus utama. Sehingga hasil panen petani dapat terserap dengan baik. Karena itu, Bapanas menugas­kan Bulog agar mengutamakan pengadaan dari dalam negeri untuk CPP.

Apabila pengadaan dalam negeri tidak mencukupi, imbuh Arief, maka pengadaan CPP dari luar negeri dapat dilakukan. Namun harus tetap menjaga kepentingan produsen dan kon­sumen dalam negeri.

“Sedangkan untuk penugasan penyelenggaraan CPP kepada ID Food dilakukan Kepala Bapa­nas melalui Menteri BUMN,” jelasnya.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Pemerintah telah me­nyiapkan dana pinjaman sebesar Rp 28,7 triliun untuk BUMN Pangan, Perum Bulog dan ID Food pada 2024.

Adapun skema tingkat subsidi bunga pinjaman yang diberikan Pemerintah jika tanpa penjaminan, yakni 3 persen hingga 4,5 persen. Besaran tingkat bunga yang dibebankan kepada penyelenggara CPP adalah tingkat bunga pinjaman yang dikenakan penyalur, dikurangi tingkat sub­sidi bunga.

Sementara jika dengan pen­jaminan, maka besaran subsidi bunga, yakni 2 persen hingga 3 persen. Besaran tingkat bunga yang dibebankan kepada penyelenggara CPP adalah tingkat bunga pinjaman, setelah diberi­kan penjaminan Pemerintah dikurangi tingkat subsidi.

Menyoal ini, Pengamat Eko­nomi dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar Hirawan menilai, penguatan sektor pangan di Tanah Air perlu diprioritaskan untuk menjaga perekonomian agar tetap tumbuh positif.

Salah satu caranya adalah dengan pinjaman murah kepada para petani, nelayan maupun peternak.

Fajar menilai, kebijakan terse­but sangat penting untuk menun­jang pertanian berkelanjutan.

“Bantuan modal memang penting, karena salah satu per­masalahan yang dihadapi para petani adalah akses permoda­lan,” kata Fajar kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ia menyebut, kondisi sek­tor pertanian yang tumbuh melambat pada kuartal III-2023 perlu menjadi perhatian dengan memprioritaskan upaya penguatan pangan.

Sektor pertanian di Indonesia tumbuh melambat sebesar 1,46 persen. Dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 13,57 persen pada kuartal III-2023.

Dia meyakini, pelambatan tersebut disebabkan el nino yang berdampak pada menurunnya produksi pangan.

“Sementara secara global, rantai pasokan pangan, yang sebelumnya terganggu akibat perang Rusia-Ukraina, berpo­tensi lebih terganggu lagi jika perang antara Israel dan Hamas semakin meluas,” tuturnya.

Fajar menegaskan, pengua­tan pangan nasional perlu menjadi perhatian Pemerintah dengan memastikan produksi komoditas utama pangan di lokasi-lokasi lumbung pangan berjalan lancar.

Ia juga menyebutkan, salah satu komoditas utama yang perlu dipastikan stoknya memadai yaitu beras, yang berkontribusi besar terhadap inflasi.

“Jika harga beras tidak terkendali, maka akan berdampak pada meningkatnya inflasi, serta menurunnya daya beli masyarakat,” warning-nya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *