Jakarta – Konten palsu atau hoaks diprediksi masih akan muncul pada Pilkada 2024 yang dilaksanakan secara serentak di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Pakar Digital dari Indonesia Digital Forensik (IDF), Mochamad Farid.
Farid menghimbau masyarakat agar waspada terhadap kabar bohong atau hoaks marak menjelang penyelenggaraan Pilkada serentak 2024 di sejumlah daerah. Hal ini yang harus diantispasi agar pilkada serentak aman, lancar dan damai serta melahirkan pemimpin terbaik bagi daerah.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, perlu peran serta seluruh elemen masyarakat, bersinergi dengan pemerintah serta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
Farid memprediksi, Pilkada 2024 akan banyak konten berbasis artificial intelligence (AI) yang beredar di media sosial. Menurut dia, konten-konten tersebut harus diwaspadai karena tidak menutup kemungkinan akan ada hoaks yang memanfaatkan AI.
“Sama seperti Pilpres lalu, Pilkada serentak 2024 temanya akan berbasis menggunakan AI. Karena akan banyak banget konten-konten palsu. Konten palsunya makin canggih,” kata Farid dalam pernyataannya kepada awak media di Jakarta, Sabtu (27/07/2024).
Konten hoaks menggunakan AI, kata Farid, akan lebih nyata dan sulit untuk dibedakan dengan konten aslinya. Ia mencontohkan, konten AI yang sempat viral beberapa waktu lalu yakni video Presiden Jokowi yang berpidato menggunakan bahasa China.
“Kita harus lebih waspada, akan banyak video, foto-foto yang sangat realistis. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab bisa melakukan black campaign,” ucap Farid.
Farid mengungkapkan, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah terpapar hoaks yang memanfaatkan teknologi AI. Pertama, kata dia, masyarakat harus selalu belajar tentang perkembangan teknologi dan informasi terutama yang berkaitan dengan AI.
“Kedua, kita harus auto-ragu atas berita-berita yang didapat. Jangan langsung percaya dan ditelan mentah-mentah, kecuali dari sumber-sumber berita yang terpercaya,” tutur Farid.
Selanjutnya yaitu melakukan riset secara mandiri terhadap sebuah informasi yang beredar di media sosial. Keempat, saling memaafkan terhadap orang, kerabat, atau teman yang memiliki opini dan pilihan berbeda terutama dalam Pilkada 2024.
“Kelima ini yang paling mudah, yaitu mematikan auto download untuk aplikasi WhatsApp di ponsel kita. Tujuannya agar kita enggak mudah kena virus dan terekspos terhadap konten-konten palsu atau hoaks,” tambah Farid.